Senin, 24 Oktober 2011

Limit

Bagiku mencoba untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari hari ke hari bukanlah sesuatu yang mudah. Begitu banyak godaan dari diri sendiri maupun lingkungan. Tak pernah satupun hari kulewati tanpa membicarakan keburukan orang lain, kadang kebaikannya juga. Mulai dari diri sendiri yang mengeluhkan tentang rekan kerja (partner) yang kurang aktif, kurang peka terhadap lingkungan terutama temannya, ke-egois-an dalam bekerja sama sampai mendengarkan keluhan teman dekat tentang hal yang kurang lebih sama. Kadang membahas gosip terbaru tentang teman sekelas ataupun sefakultas. Memang benar kata orang gosip itu di gosok makin sip... Maksudnya semakin lama dibahas semakin enak...
Hal tersebut memang cukup membantu karena tiap individu memiliki pemikiran atau "uneg-uneg" yang perlu dibagikan terhadap teman dekat baik itu tentang dirinya sendiri ataupun tentang orang lain. Jika kita memendam itu semua sendiri maka saat mencapai batas maksimum (limit) maka semuanya akan meledak dan kemungkinan akan kita tujukan kepada orang yang tidak seharusnya disalahkan. Akan tetapi alangkah baiknya jika kebiasaan seperti itu sedikit dikurangi seiring berjalannya waktu karena tidak begitu baik untuk kita karena menambah banyak dosa dan mungkin menyakiti orang yang bersangkutan secara tidak langsung. Memang sulit karena telah aku coba lakukan tiap harinya tapi tetap saja ada yang kurang. Meskipun sedikit ada perubahan, tetapi aku mempunyai batas tersendiri untuk itu.
Seperti sekarang, kebiasaan seperti itu memang mulai dikurangi saat bertambah usia, tetapi gara-gara kejadian yang kurang mengenakkan tadi membuatku sedikit emosi dalam hati. Mungkin memang benar aku bukan tipe orang yang suka marah kepada orang lain, tapi saat kondisi tadi dimana ada teman yang satu kelompok butuh bantuan ya memang aku janji bantu besok, tak usahlah memperkeruh suasana. Dengan berkata bahwa kelompok dia lebih baik daripada kelompokku, meskipun dalam bahasa bercanda, tapi apakah itu pantas dikatakan seorang teman jika tanpa memberikan sebuah solusi tapi malah membuat suasana kurang baik. Temanku tetap bad mood karena berkutat dengan pikirannya sendiri padahal teman satu kelompok pasti akan membantu dan aku merasa bersalah terhadapnya karena kurang memperhatikan kesulitannya.
Tapi ya sudahlah, mungkin aku yang terlalu berlebihan menanggapi gaya bercanda temanku itu. Aku tetap punya batas untuk menjadi seseorang yang lebih baik. Mungkin di lain waktu, aku akan belajar dari kondisi seperti ini dan temanku itu....

Tidak ada komentar: